Bangsa
Indonesia, yang dijajah oleh Belanda, hidup dalam penderitaan dan
kebodohan selama ratusan tahun. Bahkan tingkat kecerdasan rakyat,
sangat rendah.
Hal ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang berusaha untuk “membodohi” dan “membodohkan” bangsa jajahannya.
Politik
ini jelas terlihat pada gambaran berikut: pengajaran sangat kurang,
bahkan setelah menjajah selama 250 tahun tepatnya pada 1850 Belanda
mulai memberikan anggaran untuk anak-anak Indonesia, itupun sangat
kecil. Pendidikan yang disediakan tidak banyak, bahkan pengajaran
tersebut hanya ditujukan untuk menciptakan tenaga yang bisa baca tulis
dan untuk keperluan perusahaan saja.
Keadaan
yang sangat buruk ini membuat dr. Wahidin Soedirohoesodo yang mula-mula
berjuang melalui surat kabar Retnodhumilah, menyerukan pada golongan
priyayi Bumiputera untuk membentuk dana pendidikan. Namun usaha
tersebut belum membuahkan hasil, sehingga dr. Wahidin Soedirohoesodo
harus terjung ke lapangan dengan berceramah langsung.
R. Soetomo |
Dengan
R. Soetomo sebagai motor, timbul niat di kalangan pelajar STOVIA di
Jakarta untuk mendirikan perhimpunan di kalangan para pelajar guna
menambah pesatnya usaha mengejar ketertinggalan bangsa.
Langkah
pertama yang dilakukan Soetomo dan beberapa temannya ialah mengirimkan
surat-surat untuk mencari hubungan dengan murid-murid di kota-kota lain
di luar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan
Magelang.
Pada
hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, Soetomo dan
kawan-kawannya: M. Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M.
Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul dalam ruang
kuliah anatomi. Setelah segala sesuatunya dibicarakan masak-masak,
mereka sepakat memilih “Boedi Oetomo” menjadi nama perkumpulan yang
baru saja mereka resmikan berdirinya.
“Boedi”
artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau
luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan
yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan
perangai atau tabiat, kemahirannya.
Kongres Pertama Boedi Oetomo diadakan di Kweekschool atau Sekolah Guru Atas Yogyakarta (Sekarang SMA 11 Yogyakarta) pada 3 Oktober – 5 Oktober 1908 dengan
pembicara: R. Soetomo (STOVIA Weltevreden), R. Saroso (Kweekschool
Yogyakarta), R. Kamargo (Hoofd der School Magelang), Dr. MM.
Mangoenhoesodo (Surakarta), M. Goenawan Mangoenkoesoemo.
Setelah
berlangsung selama tiga hari, kongres yang dipimpin oleh dr. Wahidin
Soedirohoesodo mengesahkan Anggaran Dasar Boedi Oetomo yang pada
pokoknya menetapkan tujuan perhimpunan sebagai berikut:
Kemajuan
yang selaras (harmonis) buat negara dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan
industri, kebudayaan (kesenian dan ilmu pengetahuan).
Beberapa
prestasi yang diraih oleh Boedi Oetomo diantaranya: penerbitan majalah
“Guru Desa”, perubahan pelajaraan Bahasa Belanda di Sekolah Dasar yang
semula hanya diajarkan di kelas tiga ke atas berubah menjadi mulai
kelas satu, serta mendirikan surat kabar resmi Boedi Oetomo berbahasa
Belanda, Melayu, dan Jawa.
Boedi
Oetomo telah memberikan teladan dengan berdiri di barisan terdepan
membawa panji-panji kesadaran, menggugah semangat persatuan, adalah
suatu kenyataan yang tidak boleh dikesampingkan.
0 komentar:
Posting Komentar